Saturday, April 9, 2011

"Tak Menyangka, Mahasiswaku Ditangkap karena Teroris"


TAHUN Berganti Tahun. Fahad semakin menggandrungi peranan Islam. Kegemarannya itu kini berbuah pahit. 

Pada musim panas 2003, Fahad mengirim surat elektronik kepada Jeanne, dosennya ketika menempuh kuliah sarjana. Fahad meminta pendapat cara menjadi profesor. Dan pada semester berikutnya dia datang ke kantor Jeanne dengan maksud mengajukan kuliah pascasarjana di Inggris. "Fahad bertanya apakah saya bersedia memberikan rekomendasi? Saya menjawab, ya," kenangnya.

Pada tahun itu juga, pembahasan mengenai peran Islam dalam politik global banyak berkembang di Inggris ketimbang di AS.

Tiga tahun kemudian, pada 2006, kolega Jeanne mengatakan baru saja melihat berita mantan mahasiswa kampusnya, Syed Hashmi ditangkap di Inggris atas tuduhan terorisme. "Kami diperintahkan kampus agar tidak mengatakan apa pun kepada media. Saya tidak pernah berpikir, mahasiswa saya akan ditangkap atas tuduhan itu," Jeanne berujar, seperti dikutip dari situs The Chronicle, Kamis (7/4/2011).

Fahad ditangkap pada 6 Juni 2006, saat bersiap naik pesawat ke Pakistan. Dia ditangkap di Bandara Heathrow, London atas surat perintah AS. Fahad tinggal di London dan sudah menyelesaikan gelar masternya dalam hubungan internasional di London Metropolitan University.

Penangkapan Fahad bermula dari kesaksian Muhammad Junaid Babar. Pada awal 2004, kenalan Fahad dari New York ini, diajak tinggal bersama di apartemennya di London selama dua minggu. Babar dan Fahad kemudian mengirimkan koper berisikan peralatan militer kepada pentolan Al Qaeda di Waziristan Selatan, Pakistan. Selain itu, Fahad juga membiarkan Babar menggunakan ponselnya untuk menelepon teroris Al Qaeda mengenai plot serangan teroris. Babar ditangkap pada 2004, dan dikenakan lima tuduhan.

Pada Mei 2007, Fahad diekstradisi ke AS. Di Manhattan, New York, Fahad ditempatkan di sel isolasi di Metropolitan Correctional Center. Ini hanya beberapa mil dari tempat dia dibesarkan. Pada bulan pertama penahanan, keluarga Fahad masih bisa mengunjunginya. Fahad memiliki radio dan bisa membaca surat kabar dan majalah. Lima bulan kemudian, semua berubah. Fahad ditahan di bawah peraturan Special Administrative Measures (SAM), yang membatasi tahanan berhubungan dengan dunia luar.

Fahad dilarang kontak dengan siapa pun kecuali kuasa hukumnya. Tidak ada telepon, surat atau berbicara melalui dinding, karena selnya dimonitor secara elektronik. Dia harus mandi dan buang air dalam pengawasan kamera. Dia hanya diizinkan menulis surat seminggu sekali untuk setiap anggota keluarganya, menggunakan tidak lebih dari tiga lembar kertas.

Satu orang tuanya diizinkan mengunjungi setiap dua minggu, tetapi sering kali tidak bisa lantaran alasan birokrasi. Fahad dilarang melakukan kontak, baik langsung atau melalui kuasa hukumnya, dengan berita di media. Dia hanya bisa membaca bagian surat kabar yang disetujui sipir, yang sudah terbit 30 hari lalu. Dia hanya boleh keluar dari selnya selama satu jam sehari, dan tidak memiliki akses ke udara segar dan tinggal di dalam sel tersendiri.

Pemerintah beralasan, “kecenderungan untuk kekerasan” yang dilakukan Fahad sebagai alasan untuk tindakan keras terhadapnya. Meski Fahad tidak memiliki catatan kriminal dan tidak terlibat secara nyata dalam tindakan kekerasan.

Dan setelah diisolasi selama tiga tahun, pada April 2010, Fahad menjalani persidangan. Pada Juni 2010, hakim pengadilan federal Kota New York menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada Fahad. Saat itu, Fahad mengakui perbuatannya telah membantu Al Qaeda.

0 komentar:

Post a Comment