Saturday, April 16, 2011
Museum Beraroma Rokok
Aroma tembakau seketika menyeruak saat pintu besar House of Sampoerna, Surabaya, terbuka. House of Sampoerna memang museum tentang perjalanan Sampoerna sebagai perusahaan yang memproduksi rokok kretek. Penasaran, saya pun bertanya pada seorang pemandu, apakah memang sengaja diberi pengharum ruangan beraroma tembakau.
"Gak, kok. Ini memang karena pabrik rokok kretek. Jadi ada banyak tembakau," katanya sambil tertawa karena merasa pertanyaan yang saya ajukan aneh.
Ya, di lantai dua barulah saya mengerti maksud pemandu mengenai pabrik rokok. Melalui kaca lebar yang memenuhi seluruh dinding, pengunjung dapat melihat di bagian belakang museum terdapat pabrik rokok.
Napas tertahan menyaksikan para ibu melinting rokok dengan kecepatan tinggi. Seakan-akan tangan-tangan mereka sedang menari dengan terampil. Ada lebih dari 3.000 perempuan di pabrik tersebut. Dalam brosur yang dibagikan tertulis bahwa mereka mampu melinting rokok hingga 325 rokok per jam. Proses melinting tersebut masih menggunakan alat tradisional.
Selintas, proses memasukan campuran tembakau dan cengkeh ke kertas kemudian digulung dan direkatkan, tampak sederhana dan mudah. Namun, kenyataannya tak begitu. Tak percaya? Anda bisa mencoba sendiri proses melinting rokok. Di lantai dua, Anda bisa melihat dan bertanya langsung ke beberapa pekerja linting rokok. Beberapa pekerja menempati sisi tersendiri dan memperagakan proses pelintingan rokok kretek. Pabrik kretek menjadi daya tarik favorit dari House of Sampoerna.
"Saya paling suka melihat pabriknya. Bagaimana mereka memproduksi rokok. Museum ini sangat bagus, walaupun saya bukan perokok," kata Pawel, turis asal Polandia.
Anda mungkin bertanya-tanya mengapa pabrik rokok namun berasitektur Belanda. Bangunan tersebut memang dibangun pada masa kolonial Belanda yaitu pada tahun 1862. Pemerintah Belanda mengunakan bangunan tersebut sebagai panti asuhan. Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna, kemudian membelinya sebagai pabrik rokok pertama Sampoerna di tahun 1932.
Di museum terpampang beraneka benda peninggalan keluarga Sampoerna mulai dari era Liem Seeng Tee. Anda bisa menemukan kebaya milik Siem Tjiang Nio, istri dari Liem Seeng Tee. Selain itu, ada pula peninggalan yang berhubungan dengan sejarah perusahaan. Seperti mesin cetak pertama dan peralatan-peralatan pertama yang dipakai oleh Research & Development Departement. Salah satu bagian yang berkesan adalah seragam marching band Sampoerna. Sebagai wakil dari Indonesia, penampilan 234 pekerja termasuk para perempuan pelinting rokok memukau penonton Tournament of Roses di Pasadena, California, Amerika Serikat, di tahun 1990 dan 1991.
Namun, di bagian depan museum yang menyentuh hati. Saat pertama kali masuk, Anda akan menemukan sepeda tua milik Liem Seeng Tee. Kisah kerja keras Liem Seeng Tee di usia muda tercermin di sepeda tua ini. Seorang yatim piatu yang berjualan demi menghidupi dirinya. Di sebelahnya, terdapat replika warung yang terbuat dari bambu. Replika tersebut mengambarkan warung yang pertama kali dipakai Liem Seeng Tee dan istrinya untuk berdagang bumbu dapur dan tembakau. Dengan sepeda tuanya, Liem Seeng Tee berkeliling Surabaya menjajakan tembakau. Dari kisah sederhana inilah, sebuah perusahaan besar berawal.
House of Sampoerna menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi saat pelesir ke Surabaya. Apalagi di beberapa titik terdapat layar sentuh yang berisikan informasi sejarah Sampoerna yang memudahkan pengunjung. "Tiap hari ada 100 orang. Kalau weekend bisa sampai 400 orang," kata pemandu museum.
Tak heran, penataan benda-benda bersejarah yang apik dan tiket masuk yang gratis. Selain itu, House of Sampoerna memiliki program Surabaya Heritage Track (SHT). Dengan bus khusus ber-AC dan pemandu, Anda akan dibawa berkeliling kota Surabaya untuk wisata sejarah. Uniknya, program ini pun gratis.
Tak bisa dipungkiri, Sampoerna merupakan salah satu perusahaan Indonesia yang sudah melalui sejarah panjang. Sampoerna merupakan salah satu produsen rokok kretek tertua di Indonesia. Walaupun Anda anti rokok, tidak ada salahnya tetap berkunjung ke House of Sampoerna. Kini, Sampoerna memang perusahaan besar. Tapi melalui House of Sampoerna, Anda akan belajar mengenai kerja keras. Bagaimana sebuah usaha kecil yang berawal dari sepeda tua menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia.
Label:
Travelling
0 komentar:
Post a Comment