Friday, April 8, 2011

Keunikan Pasar Terapung di Muara Kuin


Anda ingin menyaksikan atau beraktivitas langsung di pasar sungai menggunakan perahu. Pasar terapung ini berlokasi di Banjarmasin tepatnya di persimpangan Sungai Kuin dan Sungai Barito. Pasar terapung di Banjarmasin merupakan refleksi budaya orang Banjar yang telah berlangsung sejak dahulu.

Di Kalimantan Selatan ada ratusan sungai menjadi jalur transportasi penting hingga sekarang. Tempat wisata pun bertumpu pada sungai, seperti pasar terapung Muara Kuin di Kota Banjarmasin ini.

Saat Matahari terbit kunjungilah pasar ini yang memantulkan cahaya pagi hari di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.

Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul 9 pagi.

Keistimewaan di pasar ini adalah masih seringnya terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk. Para pedagang wanita (dukuh) yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan.

Banjarmasin sebagai ibu kota propinsi adalah pusat perdagangan dan pariwisata. Kota Banjarmasin mendapat julukan Kota Air karena letak daratannya beberapa senti meter di bawah permukaan air laut. Kota Banjarmasin, memiliki luas sekitar 72 km per segi atau sekitar 0,22 persen luas wilayah Kalimantan Selatan.

Kota ini dibelah oleh sungai Martapura memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakatnya terutama pemanfaatan sungai sebagai sarana transportasi air, perdagangan dan pariwisata. Selain pasar terapung di Muara Kuin Banjarmasin, pasar terapung lainnya yang dapat Anda temui adalah di Lok Baintan yang berada di atas Sungai Martapura.

Pada tahun 1526 Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi sungai Kuin dan Barito yang kemudian menjadi cikal bakal kota Banjarmasin. Di tepian sungai inilah awalnya berlangsung pusat perdagangan tradisional berkembang. Pedagangnya menggunakan perahu kecil yang terbuat dari kayu. Para pedagang ini kebanyakan adalah perempuan yang mengenakan pakaian tanggui dan caping lebar khas Banjar yang terbuat dari daun rumbia

0 komentar:

Post a Comment