TERKUAKNYA kasus pembobolan Citibank oleh Inong Melinda alias Melindaa Dee bukan hanya kasus kriminal biasa. Ditelusuri, dijadikan tersangka, disidang lalu divonis, lalu selesai. Bukan seperti itu menyikapinya.
Lebih dari itu, kasus raibnya dana nasabah sekira Rp17 miliar merupakan cerminan hilangnya unsur kepercayaan. Padahal, kepercayaan merupakan faktor utama bagi sebuah bank. Tragedi ini jelas menjadi sejarah buruk bagi dunia perbankan Indonesia.
Bukan salah MD 100 persen kalau dia ketagihan menggasak duit nasabah. Dengan dibantu orang dalam, permainan cantiknya selalu berhasil. Namun, sepandai-pandainya tupai meloncat pasti jatuh juga. Kini, praktik memindahtangankan rekening milik nasabah kelas satu berisi ratusan juta, akhirnya ketahuan juga.
Bagaimana bisa bank papan atas kebobolan dana sebesar itu? Di mana peran pengawas internal, di mana fungsi Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas?
Jadi teringat, sebelum mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dibui, dia pernah menulis buku Jalan Menuju Stabilitas. Salah satu babnya tertera pentingnya sebuah kepercayaan dalam dunia perbankan, khususnya Bank Indonesia (BI).
Jika perbankan tidak bisa memegang teguh amanah kepercayaan, taruhannya adalah kehilangan nasabah!
Kini nasi sudah menjadi bubur. Terbongkarnya permainan MD ini merefleksikan bobroknya pengawasan perbankan.
Kalau sudah begini, para nasabah harus mengambil pelajaran penting. Nasabah harus lebih jeli mengawasi tabungan. Perlu dihitung dari pada nanti jadi buntung.
0 komentar:
Post a Comment