Monday, April 4, 2011
Nikmati Alunan Harmoni di Saung Angklung Udjo
KOTA Bandung tak hanya asyik untuk wisata alam, belanja, maupun kuliner. Saatnya Anda menambah rasa cinta akan budaya Indonesia di Saung Angklung Udjo.
Saung Angklung Udjo berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung. Ini merupakan sanggar seni, laboratorium pendidikan, sekaligus objek wisata budaya Sunda khas Jawa Barat. Sebuah lokasi wisata yang pantas dan tepat di mana tarian tradisional dan permainan angklung membaur dalam suasana riang gembira.
Saung Angklung Udjo dapat diibaratkan oase kebudayaan di tengah perkampungan padat. Saung berdiri di atas tanah seluas 1,2 hektare. Tercatat sudah 42 negara mengenalkan permainan angklung. Bahkan, Korea Selatan telah mengenalkan angklung kepada generasi muda sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Di Saung Angklung Udjo, kesenian angklung dikemas dengan sangat menarik oleh pendirinya, Udjo Ngalagena (alm.) yang akrab dipanggil Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati. Mang Udjo dikenal sebagai pembuat angklung sejak 1966.
Udjo Ngalagena bersama istrinya yang belajar di Daeng Soetigna mendirikan padepokan seni Saung Angklung Udjo, Sundanese Art, & Bamboo Craft Center pada awal 1967. Saung Angklung Mang Udjo berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan mendiang Mang Udjo yang atas kiprahnya mengenalkan musik angklung hingga dijuluki sebagai Legenda Angklung.
Angklung adalah instrumen musik tradisional yang terbuat dari bambu yang cara memaikannya dengan digoyang dan menghasilkan hanya satu nada untuk setiap instrumennya. Angklung merupakan pengembangan dari instrumen calung, yaitu tabung bambu yang dipukul.
Pada awalnya, angklung hanya bernada pentatonis (da, mi, na, si, la). Dibutuhkan puluhan orang untuk memainkan angklung agar terdengar harmonis. Kini, dengan teknik tertentu bisa dimainkan oleh beberapa orang saja.
Pada 1938, Daeng Soetigna memodifikasi suara angklung menjadi diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si). Sejak saat itu, angklung mulai dikenal secara internasional hingga pernah ditampilkan dalam acara Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955.
Angklung kini lebih sering ditampilkan dalam bentuk orkestra dan semakin banyak dibina di berbagai sekolah. Saung Angklung Udjo merupakan sepenggal kisah bagaimana kekayaan budaya lokal masih bertahan dan barakulturasi dengan desakan arus globalisasi. Di sinilah Anda dapat merasakan kesegaran alam, kicauan burung, dan kegembiraan anak-anak dalam pementasan budaya Sunda.
Label:
Travelling
0 komentar:
Post a Comment