Wednesday, April 13, 2011
Candi Borobudur, Keajaiban Warisan Sejarah Indonesia
INGIN mendatangi salah satu monumen Budha terbesar di dunia? Candi Borobodur adalah tempatnya. Setelah berkunjung, Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan warisan budaya Indonesia.
Dibangun pada abad ke-9 selama masa kekuasaan Raja Syailendra, bentuk Candi Borobudur memiliki aksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Berdasarkan prasasti Karang tengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga dan membangun candi ini sekira 824 M. Bangunan raksasa ini baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Diperkirakan, Candi Borobudur awalnya adalah tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bh?mi Sambhara Bhudhara dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya Biara Buddha di bukit.
Candi Borobudur berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di puncak bukit yang menghadap ke sawah subur di antara bukit-bukit yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, berukuran 123 meter x 123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar, kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke-VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hingga selesai pada 746 Saka atau 824 Masehi.
Monumen ini merupakan sebuah arsitektur yang menakjubkan dan terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir, bedanya terletak pada pola kepunden berundak.
Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m² tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm x 10 cm x 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang tersusun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya mencapai 3 km.
Memiliki 10 tingkat, di mana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, tapi sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, tinggi 7 m.
Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun.
Sir Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran kemudian dimulai dari 1905-1910.
Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan pada Agustus 1913-1983. Candi ini tetap kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara dan ditemukan kembali terkubur di bawah abu vulkanik. Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang berharga.
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp padaa 1911, Prof Dr C Coremans pada 1956, dan Prof Ir Roosseno pada 1971.
Kita patut menghargai usaha mereka memimpin pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi tidaklah mudah. Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
Candi Borobudur dihiasi dengan ukiran-ukiran batu indah pada reliefnya yang mewakili gambaran kehidupan Budha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460 rangkaian relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi. Pembacaan cerita-cerita relief senantiasa dimulai dan berakhir di pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Mulailah pengamatan Anda dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.
Monumen ini adalah tempat suci bagi Sang Budha dan untuk ziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas tiga bagian besar, yaitu (1) Kamadhatu atau dunia keinginan, (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk, dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.
Seluruh monumen itu sendiri menyerupai stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa besar di puncak candi yang berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa yang berlubang.
Label:
Travelling
0 komentar:
Post a Comment