Wednesday, April 27, 2011

Berziarah di Makam Sunan Gunung Jati


TERKENAL memiliki wisata budaya berupa keraton, wisata ziarah, kesenian tari topeng, musik tarling, dan batik trusmi. Telusurilah kota Cirebon dan nikmati wisata masa lalu sambil menapaki sejarah, mitos, legenda, dan budayanya dari kota yang dulunya disebut dengan nama Caruban Larang.
Cirebon memiliki sejarah yang panjang dengan keberadaan tiga keratonnya. Keraton tersebut memiliki peranan penting sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Nusantara abad ke-15 Masehi yang pimpin seorang ulama ternama bernama Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, lahir 1450 M, ada juga yang mengatakan lahir 1448 M. Ia adalah salah satu dari ulama besar di Nusantara dan termasuk salah satu dari Walisongo di Pulau Jawa. Tokoh ini dianggap ulama utama yang menyebarkan Islam di Jawa bagian barat. Sunan Gunung Jati berperan sebagai pemimpin spriritual, sufi, mubalig, ulama, bahkan sekaligus sebagai sultan pertama Kesultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568 pada usia 120 tahun.
Kawasan Makam Sunan Gunung Jati terdiri dari dua kompleks makam. Yang utama ialah Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung terdiri sekitar 500 makam, letaknya di sebelah barat Jalan Raya Cirebon-Karangampel-Indramayu. Sementara satu lagi yakni Kompleks Makam Syekh Dathul Kahfi di Gunung Jati, berada di timur jalan raya. Kompleks ini dilengkapi tempat pedagang kaki lima, alun-alun, lapangan parkir, dan fasilitas umum lainnya.

Selain makam Sunan Gunung Jati, sekitarnya terdapat makam ibu Sunan Gunung Jati yaitu Nyi Rara Santang yang datang ke Cirebon sekitar tahun 1475. Selain itu ada pula makam paman Sunan Gunung Jati, yaitu Kian Santang (Pangeran Cakrabuwana) yang menyerahkan kekuasaan Caruban Larang kepada Sunan Gunung Jati pada 1479. Ada juga makam Fatahillah atau Tubagus Pasai, panglima Demak yang membantu Cirebon saat mengalahkan Padjadjaran dan Portugis.

Di komplek ini ada pula makam istri Sunan Gunung Jati yaitu Putri Ong Tien Nio yang berasal dari China. Puteri Ong Tien Nio (Nyi Ratu Rara Semanding) adalah puteri Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming. Hubungan pernikahan antara Sunan Gunung Jati dan Puteri Ong Tien ini telah berpengaruh pada hubungan bilateral Cina dan Cirebon. Selain itu melahirkan akulturasi kebudayaan yang memikat. Temukan akulturasi dua budaya ini pada interior bangunan keraton serta makam Sunan Gunung Jati yaitu berupa hiasan piring porselen indah dari Dinasti Ming yang menempel di dindingnya.

0 komentar:

Post a Comment